Aku
fikir, Magic Hour itu cuma ada di dunia fiktif. Tapi sekarang aku akui, bukan
hanya Raina yang punya Magic Haur, aku juga punya.
Kalau
menurut Raina, Magic Hour adalah waktu di mana dia merasa bahagiaa banget
karena semua kesedihan-kesedihan selama hidupnya bisa dia lupakan ketika waktu
itu, dan Magic Hour dia dapatkan ketika bertemu dengan Dimas. Dimas adalah
Magic Hour bagi Raina.
Kalau
aku, dia lah Magic Hour-ku. Ya dia, orang yang selalu membuatku jatuh cinta
setiap kali melihatnya, setiap kali. Dan aku selalu bahagia dan melupakan
kesedihan juga kekesalan ketika bertemu dia, seperti Raina saat bertemu dengan
Dimas.
Biar
ku ceritakan, dia itu orang yang sangat nakal dan menyebalkan, dulu. Tapi
sekarang, dia telah berubah menjadi orang yang paling “ngangenin”, semenjak aku
jatuh cinta jauh-jauh tahun sebelum ini. Pertemuan dengannya tak pernah ada
aba-aba, semua selalu terjadi begitu saja dan tiba-tiba. Sebuah kebetulan yang
sangat menyenangkan, Magic Hour.
Ini
bukan basa-basi, ini fakta, bahwa aku mencintai dia yang sudah menjadi milik
sah orang lain, karena Magic Hour dia berikan tanpa sadar. Oh Tuhan, kenapa
bukan aku wanita yang beruntung itu, kenapa harus orang lain? Tapi aku senang,
setidaknya dalam dunia nyata ini aku diberikan anugerah bisa merasakan Magic
Hour, layaknya Raina. Tidak apa-apa jika kisah ini hanya separuh dari kisah
Raina, karena dalam duniaku, dia tidak menyukaiku seperti Dimas mencintai
Raina.
Tapi
apa kamu tahu, dia sering kali memberikan sinyal cinta kepadaku. Tapi aku
curiga kalau semua itu hanya omong kosong. Kenapa? Karena tidak mungkin dia
menikahi orang lain jika dia juga merasakan hal yang sama denganku. Jadi kesimpulannya,
itu hanya aliran-aliran cinta semu yang dia hembuskan. Meski begitu, aku tetap
senang, setidaknya aku bisa hidup bersama Magic Hour darinya. Dan sampai nanti,
aku masih merindukan kebetulan yang menyenangkan itu, Magic Hour.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar